Minggu, 09 Oktober 2011

Histologi Jaringan Syaraf

JARINGAN SYARAF

Jaringan syaraf mempunyai fungsi utama sebagai berikut:
1. Sebagai alat komunikasi di dalam tubuh:
Fungsi ini terlihat dari kemampuan jaringan syaraf dalam menerima, maerubah
rangsangan (stimulus) menjadi impuls dan selanjutnya menyalurkan keseluruh
syaraf dan berakhir pada syaraf pusat.
2. Sebagai alat koordinasi:
Semua aktivitas syaraf yang dimiliki ini diperlukan adanya koordinasi yang
dilakukan oleh jaringan syaraf itu sendiri.
Kedua fungsi ini sangat erat hubungannya dalam menjalankan keselarasan fungsional
untuk segala kegiatan hidup sehari-hari, sehingga individu tersebut dapat
menyesuaikan dirinya terhadap perubahan yang terjadi di sekitarnya.
Pokok pembahasan jaringan syaraf ada dua aspek yaitu:
A. Organisasi jaringan syaraf
B. Morfologi jaringan syaraf
A. ORGANISASI JARINGAN SYARAF
Unit struktural jaringan syaraf yang merupakan bentuk satu kesatuan yang disebut
NEURON. Unit kesatuan itu dapat berupa unit genetik, unit morfologik, dan unit
tropik sistem syaraf. Bentuk kesatuan tersebut (Neuron) terdiri dari badan sel
(cyton/soma) dan penjuluran sitoplasma. Penjuluran sitoplasma ini sering disebut
Neurit (axon) dan Dendrit, sedangkan perikaryon merupakan bagian badan sel
disekeliling nukleus. Selajutnya neuron bersama-sama dengan neuroglia yang
bertindak sebagai sel-sel penunjang membentuk jaringan syaraf. Hubungan antara
neuron sebagai pengantar impuls terjadi melalui sinaps. Jadi sinaps merupakan tempat
hubungan neuron dengan neuron yang lainnya. Neuron menghantarkan impuls hanya
kesatu arah saja yang dikenal dengan istilah Polarisasi Dinamik.
Doktrin Neuron :
1. Tiap neuron berasal dari stem sel embrional yaitu neuroblast yang memiliki
informasi genetik untuk menjalankan fungsinya.
2. Tiap neuron adalah unit struktural yang terpisah secara jelas dengan unit neuron
lainnya yang mengadakan kontak dengan unit-unit lainnya.
3. Unit-unit tersebut membentuk seperti rantai sel-sel yang merupakan mekanisme
konduksi sistem syaraf.
4. Tiap neuron bertanggung jawab untuk nutrisi, metabolisme, dan pemeliharaan
bagian komponen dirinya sendiri
Jaringan syaraf yang terdapat pada susunan syaraf pusat seperti cerebrum (otak besar),
cerebellum (otak kecil), dan medulla spinalis akan dibahas lebih lanjut pada mata
ajaran ORGANOLOGI.
B. MORFOLOGI JARINGAN SYARAF
Neuron mempunyai banyak tipe namun demikian mempunyai hungsi utama sama
yakni menerima stimuli dari dalam lingkungan (interosepsi) dan menerima stimuli
dari luar (exterosepsi). Kemampuan iritabilitas dan konduktivitas yang tinggi dari
sitoplasmanya merupakan pendukung utama fungsi neuron tapi kemampuan
regenerasinya sangat kecil.
Sel yang erat hubungannya dengan kelangsungan hidup/fungsional jaringat syarah
adalah sel neuroglia. Sel neuroglia memegang peranan untuk proteksi, nutrisi , dan
integritas struktural jaringan syaraf .
KLASIFIKASI NEURON
Neuron memiliki berbagai variasi ukuran, bentuk, jumlah prosesus sel, dan
panjang prosesus sel. Morfologik neuron yang bermacam-macam ini menggambarkan
adanya adaptasi terhadap perubahan fungsional yang terjadi sangat bervariasi.
Neuron dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu neuron transmisi dan neuron
sekretorik.
A. Neuron Transmisi
Merupakan bagian terbesar dari neuron. Sel neuron ini memiliki dendrit, badan
sel, dan sebuah axon. Berdasarkan atas banyaknya penjuluran neuron transmisi
ada beberapa tipe antara lain:
a. Neuron Unipoler Sejati: neuron ini hanya memiliki sebuah axon, tipe ini
terdapat terbatas pada sistem saraf yang sedang berkembang. Selain itu juga ada
yang tampak penjuluran yang keluar dari badan sel dan kemudian baru terjadi
pemisahan antara neurt dan dendrit. Apabila penjuluran tersebut pendek dan
segera terpisah disebut neuron pseudo-unipoler.
Tipe neuron ini umumnya
bersifat sensoris. Axon dan dendritnya bersatu dekat dengan badan selnya, tapi di
badan sel masih terlihat terlihat sedikit terpisah sebelum penjuluran itu menyatu.
Pada retina mata terdapat sel amacrin yang tidak memiliki axon, sehingga neuron
ini juga disebut neuron-anaxonik.
b. Neuron Bipoler : neuron ini memiliki sebuah dendrit utama dan sebuah axon
yang terletak pada kutub badan sel yang berlawan. Disini jelas terlihat dua
penjuluran yang terpisah jelas keluar dari badan selnya, dimana yang satu sebagai
neurit (axon) dan satunya lagi sebagai dendrit. Contoh neuron tipe ini terdapat
pada: retina mata, ganglion vestibulare, Ganglion spinale, sel olfaktorius.
c. Neuron Multipoler : Neuron ini mempunyai banyak penjuluran, tapi yang jelas
terlihat hanya satu akan berfungsi sebagai axon dan selebihnya sebagai dendrit.
Tipe ini paling banyak ditemukan. Pada susunan syaraf pusat terbatas dijumpai
pada: neuron piramidal, sel Purkinje, dan neuron motoris dari cornua ventralis
tulang belakang.
Bila dilihat dari panjang pendeknya penjuluran, banyak sedik tipe percabangannya
neuron multipoler dibedakan lagi menjadi:
(a) neuron golgi tipe I : disebut juga tipe Deiter. Tipe ini memiliki banyak dendrit
dan sebuah axon yang panjang yang berakhir membentuk percabangan yang
komplek disebut axon terminal atau telodendron. Dijumpai pada syaraf perifir
yakni neuron preganglionik simpatik dan parasimpatik, neuron postganglionik
simpatik.
(b) neuron golgi tipe II : neuron ini mempunyai banyak dendrit dan sebuh axon
yang pendek dan berakhir tidak jauh dari badan selnya. Umumnya terdapat pada
substansia grisea dan tidak sampai memasuki daerah substansia alba. Axon
terminalnya disebut juga neuropodia. Contohnya terdapat pada: neoron di daerah
kortek serebri, kortek serebelli, dan retina mata.
Neuron neurosekretorik
Adalah sel-sel syaraf spesifik yang mempunyai kemampuan mensintese, dan
kemudian mentransport benda Herring melalui axonnya yang selanjutnya
membebaskan berbagai zat (hormon) ke dalam darah. Hubungan antara sel ini
dengan vasa darah disebut organ neurohemal. Beberapa sel neurohemal
neuropypophyse (hypopise pars posterior) menghasilkan oxytocin dan anti
diuretik hormon (ADH) . Selain itu ada juga sel neurohemal yang terdapat pada
hypothalamusyang menghasilkan releasing factors (releasing hormon).
Morfologi sel syaraf:
Bentuk sel syaraf (perikaryon) umumnya bulat, dapat juga polihidral dengan
diameter birkisar antara 4 – 150 mikron. Intinya bulat dan besar, kromatin relatif
sedikit terletak di daerah eksentris sehingga nukleus terlihat sedikit pucat. Anak inti
(nukleolus) umumnya satu mengandung RNA dan protein dasar, sehingga nukleolus
bisa bersifat basofil atau asidopil tergantung jenis pengecatan yang dipakai
Perikaryon atau badan sel syaraf , mempunyai sitoplasma disebut neuroplasma,
sedangkan pada axon/dendrit disebut aksoplasma. Di dalam plasma terdapat organel-
organel sel seperti aparatus golgi, mitokondria, sentriola, paraplasma (pigmen/lemak),
dan neurofibril. Selain itu juga terdapat butiran-butira di dalamnya mengandung zat
sejenis protein/hormon yang disebut juga Benda Nissl yang terletak pada perbatasan
badan sel dengan dendrit atau axon namun tidak dijumpai pada axon. Penelitian lebih
lanjut dilaporkan bahwa Benda Nissl tidak lain adalah endoplasmik retikulum dengan
bitir RNA. Benda Nissl jumlahnya pada badan sel sangat bervariasi tergantung
aktivitas sel syaraf tersebuit, misal, pada keadaan lelah jumlahnya sedikit atau
istirahat jumlahnya sangat banyak dan tidak dijumpai dalam keadaan patologik.
Peristiwa
hilangnya/berkurangnya
benda
Nissl
ini
disebut
Khromatolisis.
Khromatolisis ini bersifat reversibel. Bervariasinya benda Nissl merupakan ciri utama
berbagai tipe neuron. Garanul-granul tersebut (benda-benda Nissl) sebenarnya
merupakan kelompokan RER, ribosom bebas dan polysoma. Sehubungan kebanyakan
neuron tidak menghasilkan protein untuk transport ekstraseluler. Maka dengan adanya
benda Nissl yang jumlahnya berubah-ubah adalah cukup membingungkan. Hasil
penelitian menyatakan bahwa dalam satu hari neuron dan memperbaiki 1/3 dari
jumlah proteinnya dan benda Nissl diperkirakan berperan dalam proses pembentukan
protein. Proses kromatolisis dibarengi dengan bertambahnya ribosom, RER, dan
polysoma maka proses kromatolisis juga dapat diangga sebagai proses restorasi
neuron itu sendiri. Pada pangkal axon di daerah perikaryaon tercat/terlihat terang
karena kepadatan elektron rendah, daerah ini disebut axon-hillock
Berdasarkan klasifikasi Bodian secara fungsional neuron dapat dibagi dalam 3 zona :
1. Zona dendritik: adalah daerah neuron yang merupakan subjek dari stimulus eksitasi
dan inhibisi. Termasuk dalam zona ini adalah: dendrit, badan sel, dan segmen
permukaan axon. Impuls yang datang ke zona ini dapat menimbulkan atau tidak
menimbulkan adanya aksi potensial dan respon bersifat bertingkat.
2. Zona Axonik: adalah meliputi segmen arborisasi ujung syaraf. Daerah ini
merupakan bagian konduksi yang bersifat all or none
3. Zona Telodendritik: adalah meliputi modifikasi terminal yang memungkinkan
terjadinya transfer secara listrik atau kimia ke neuron berikutnya atau ke organ
efektor. Respon bersifat bertingkat.
DENDRIT
Dendrit berfungsi untuk memperluas permukaan neuron, mirip dengan cabang-
cabang pohon. Dendrit biasanya lebih pendek dibandingkan dengan axon,
bercabang-cabang secara kontunyu hingga terkecil. Permukaan dendrit maupun
badan sel tertutupoleh spina atau gemmula yang merupakan hubungan synaps
dengan axon terminal dari sel syaraf lainnya. Isi sitoplasma sama dengan
sitoplasma badan sel. Benda Nissl hanya terbatas pada bagian proximal dendrit.
AXON
Axon atau axis silinder timbul dari axon hillock di perikarion. Prosesus yang
tunggal ini permukaannya licin dan diameter ukurannya konstan. Sebelum
berakhir pada efektor terlebih dahulu bercabang-cabang membentuk telodendron.
Membran plasma axon disebut juga axolemma. Segmen permulaan tempat
munculnya dari badan sel merupakan tempat permulaan myelinisasi, selain itu di
tempat ini mempunyai ambang exitasi yang lebih rendah dibandingkan pada
dendrit dan badan sel. Nodus ranvier terdapat pada beberapa tempat disepanjang
axon bermyelin dan merupakan tempat diskontinyu dari selubung myelin.. Pada
tempat tersebut axon disebungi oleh processus sitoplasmik sel glia. Pada Nodus
Ranvier axon menebal. Secara fungsional Nodus Ranvier merupakan konduksi
saltatorik impuls yaitu tempat meloncatnya gelombang depolarisasi dari satu
nodus ke nodus berikutnya. Organel seperti mitokondria, neurotubulus,
neurofilamen, SER, dan benda Nissl tidak dijumpai pada axon hillock maupun
pada axon. Karena panjangnya prosesus maka akan terjadi masalah transportasi
impuls maupun zat-zat lainnya. Aliran material ada 2 macam yaitu material yang
mengalir dari badan sel disebut somatopugal (retrograde) dan aliran materian ke
badan sel disebut somatopetal (anterograde).
Aliran somatopugal ada 2 macam yaitu: aliran axoplasmik lambat dan aliran
axoplasmik cepat. Sebagian besar material dalam axoplasma bergerak lambat
dengan kecepatan 0,5 – 5 mm/hari, hal ini diperlukan dalam mengangkut material
yang besdar untuk pemeliharaan, penggantian organela yang sud ah tua atau untuk
reparasi axon. Namun ada juga material yang mengalir dengan kecepatan 10 – 200
mm/hari yang merupakan aliran cepat. Aliran cepat ini menggunakan bantuan
organel neurotubulus sebagai alat transport. Material yang diangkut dengan cepat
ini digunakan untuk keperluan berlangsungnya fungsi synaps axon. Sehubungan
sifat badan sel yang tanggap terhadap perubahan axon terjadi juga aliran
somatopetal (anterograde)
TRANSFER INFORMASI
Neuron mengalami modifikasi untuk menimbulkan dan mengkonduksikan
informasi ke seluruh tubuh dalam bentuk pesan elektrik. Hal yang sama pentingnya
yaitu kemampuan neuron untuk mentransfer informasi ke organ efektor dan atau
neuron
Transfer informasi terjadi dengan 2 cara mekanisme:
1. Mekanisme transfer transmisi elektronik
2. Mekanisme transfer elektrokimia
MEKANISME TRANSMISI ELEKTRONIK
Transmisi elektronik pada jaringan syaraf terjadi pada tempat spesifik disebut
efapses elektrotonic junctions atau disebut juga sinapses elektronik. Pada jaringan lain
misal nexi disebut Gap junctions. Ruang yang terbentuk adalah sangat sempit
sehingga tidak ada perbedaan konsentrasi ion antara kedua sel tersebut. Stimulus yang
melalui efapses tidak perlu mengalami polarisasi untuk mengalirkan materi dari satu
sel ke sel yang lainnya, sehingga aliran listrik dapat berjalan dengan cepat.
MEKANISME ELEKTROKIMIA
Sinapses merupakan tempat transmisi elektrokimia terjadi dan bersifat lebih
umum dibandingkan dengan efapses. Aktivitas listrik pada membran sel syaraf
presinaptik menyebabkan dibebaskannya substansi neurotransmiter yang melintasi
ruang interseluler dan menghubungkan sisi reseptor pada membran sel post sinaptik.
Persatuan antara sel neurotransmiter dengan sisi reseptor akan mengakibatkan
perubahan yang dapat bersifat exitasi ataupun inhibisi. Proses pembebasan baik secara
difusi maupun persatuan substansi transmiter pada sisi reseptor mengakibatkan waktu
transmisi terhabat. Hambatan ini disebut Hambatan sinapses.
Ujung axon merupakan elemen membran presinaptik, sedangkan organ efektor
merupakan membran postsinaptik. Kedua membran ini dipisahkan oleh ruang
interseluler (celah sinaptik/synaptic cleft) yang lebarnya 6 – 20 nm dan mengandung
material yang padat elektron dan filamen halus. Pada bidang membran postsinaptik
terdapat penebalan yang disebabkan karena adanya filamen, dan penebalan ini disebut
subsynaptic web. Pada ujung presinaptik terdapat mitokondria, neurofilamen,
neurotubulus, dan vesikula sinaptik. Sitoplasma yang padat dapat ditemukan pada
membran pre- maupun postsinaptik, kadang dapat juga dijumpai hanya pada salah
satunya. Tidak seperti pada efapses maka sinapses kimia bersifat polar (aliran satu
arah) yaitu sesalu dari membran presinapstik ke membran postsinaptik.
Bagian presinaptik axis silinder meluas membentuk bentukan seperti bola lampu atau
seperti kancing baju. Perluasan pada ujung axon disebut boutons terminauuk
sedangkan perluasan sepanjang axis silinder disebut boutons passage. Kedua macam
perluasan ini dapat dijumpai pada axon dari serabut syaraf tak bermyelin atau pada
nodus Ranvier dari serabut syaraf bermyelin.
Ujung axon dapat membentuk sinapses dengan berbagai bagian neuron lain yaitu:
1. axo-somatik
2. axo-dendritik
3 axo-axonal
4. dendro-dendritik
5. somato-dendritik
6. somato-somatik
Sinapses yang terbentuk antara sel syaraf dengan sel otot skelet disebut Junctura –
neuro-muskuler.
NEUROGLIA
Jaringan ikat tubuh membentuk rangka utama pada sebagian besar organ
tubuh. Rangka jaringan ini tidak hanya bersifat sebagai penyokong tetapi juga
merupakan sarana tempat komponen vaskuler menyebar ke seluruh bagian parenchim.
Model hubungan yang erat dan ketergantungan merupakan sifat struktural dari sistem
syaraf perifir. Hubungan semacam ini tidak menojol pada sistem syaraf pusat.
Neuroglia merupakan derivat ektoderm yang merupakan epithelium yang telah
mengalami modifikasi secara unik. Epithelium ini tergantung pada jaringan
pengikatnya tetapi terpisah dari padanya. Sistem syaraf pusat berasal dari
perkembangan 2 macam sel
yaitu satu kelompok sel membentuk neuron yang
berkembang membentuk bangunan geometris yang komplek dan kelompok yang
lainnya berkembang diantara neuron. Kelompok sel kedua ini yang dikenel dengan
neuroglia (sel glia). Neuroglia berfungsi membentuk rangka penyokong atau stroma
sistem syaraf pusat. Selain itu neuroglia juga membentuk pelekat neuron yang
mengikat neuron bersama-sama. Disamping sebagai penyokong juga mempunyai
fungsi sebagai proteksi, penyuplai nutrisi, dan fungsi-funsi lainnya untuk integritas
neuron. Neuroglia juga terdapat pada sistem syaraf perifir.
Berdasarkan ukurannya terdapat dua macamneuroglia: yaitu makroglia dan
mikroglia.
Yang tergolong makroglia adalah:
1. oligodendrosit
2. astrosis
3. ependima
4. amfisit
5. sel Schwann
6. sel Muler
Yang tergolong mikroglia adalah :
1. mikrogliosit
Selain berdasarkan atas bentuk ukuran sel neuroglia dapat juga digolongkan
berdasarkan hubungannya dengan sistem syaraf pusat sistem syaraf perifir yaitu:
Gliasentral : termasuk di dalamnya adalah
1. oligodendrogliosit
2. astrosit
3. ependima
4. sel Muller
5. mikrogliosit
Gliaperifir:
1. ampisit
2. sel Schwann
Dengan pengecatan rutin ( HE ) badan sel dan prosessus sel dari neuroglia tidak
begitu jelas terlihat. Gliaperifir madah diidentifikasi berdasarkan dengan melihat
hubungannya dengan elemen sistem syaraf perifir.
Neuropil merupakan istilah untuk menggambarkan susunan mirip jala yang komplek
yang terdapat pada sel-sel sistem syaraf pusat. Pada neuropil terdapat processus sel
(axon dan dendrit) serta elemen neuroglia substansia grissea.
OLIGODENDROGLIOSIT
Oligodendrogliosit merupakan neuroglia yang terbesar jumlahnya. Ciri-ciri spesifik :
nukleus kecil, bentuk bulat atau oval, mengandung heterochromatin dalam jumlah
sedang. Nukleusnya bervariasi dari besar dan pucat sampai kecil dan gelap. Secara
umum, nukleusnya lebih kecil dan lebih bulat dari pada nukleus astrosit.
Sitoplasmanya kurang padat, processus sedikit, sel-sel ini terjepit antara processus sel
dan badan sel saraf. Juga memiliki hubungan erat dengan kapiler darah.
Oligodendroliosit
dapat
menempati
posisi
perineuronal,
perivaskuler,
atau
intervasikuler. Oligodendroliosit perineurel memiliki fungsi nutrisi. Pada otak kucing
kira-kira 90% permukaan badan sel tertutup oleh sel ini.
Oligodendrogliosit berperan pada proses melenisasi processus sel di sistem
saraf pusat. Fungsi ini mempengaruhi kecepatan produksi sepanjang processus sel
saraf.
ASTROSIT
Dalam sistem saraf pusat jumlahnya no. 2 sesudah oligodendroliosit. Ada 2 macam
astrosit yaitu astrosit fibrosan dan protoplasmik. Yang protoplasmik lebih kaya
protoplasma dari yang lain. Astrosit fibrosa lebih banyak ditemukan pada
substansialba sedang yang protoplasmik yang lebih banyak ditemukan pada substansia
grisea. Keduanya memiliki nukleus besar, bulat atau oval biasanya sangat pucat.
Granula chromatin halus kadang-kadang tampak menggumpal di perifer.
Astrosit penting sebagai penyokong struktural pada otak dan medula spinalis.
Sel ini juga berperan pada proses reparasi dan pembentukan parut pada sistem saraf
pusat. Astrosit dapat mengalami hipertrodi, hiperprasi dan bersifat fogositik. Astrosit
berfungsi sebagai isolator permukaan reseptor sel saraf. Secara klasik sel ini berfungsi
sebagai barier/ penghalang hubungan darah dan otak.
MIKROGLIOSIT
Terbesar di sistem saraf pusat, sitoplasma tidak padat, nukleus kecil dan gelap.
Nukleus dapat bulat, punya identasi atau berbentuk tidak teratur. Processai sel banyak.
Sel ini dimasukkan dalam sistem makrofag yang berasal dari promonosit sumsum
tulsng nerah. Tetapi tidak semua peneliti sependapat. Mikrogliosit hanya dapat
melakukan fogositosis kalau kerusakan kecil. Kalau kerusakan yang terjadi besar,
maka sel fogositik bermigrasi dari vasa darah untuk membantu mikrogliosit.
SEL MULLER
Sel Muller merupakan elemen neugrolia yang spesifik, terdapat pada retina mata.
EPENDIMA
Merupakan elemen neuroglia yang membatasi canalis neuralis. Sel-sel ini membatasi
canalis neuralis medulla spinalis dan keempat ventrikel yang terdapat pada otak.
Lapisan ini memiliki gambaran yang menyolok pada tempat-tempat pada plexus
chorioideus karena sel-sel mengalami modifikasi yang cukup jauh. Pada emberyo sel
ependima berbentuk kuboid atau kolumner rendah. Sel epindema memiliki nuklei
besar dan pucat, nekleoli satu atau lebih. Pada dewasa, tepi basal dipisahkan dari
jaringan saraf oleh membran basalis. Pada hewan muda, modifikasi basal sangat
komplekx dam processus sitoplasmatiknya dapat meluas sampai ke jaringan saraf.
Fungsi sel epindema bermacam-macam, antara lain untuk pembentukan cairan
cerebro-spinal. Proses pembentukan cairan cerebrospinal tidak hanya terbatas pada sel
epindima di daerah plexus choriadius tetapi terjadi juga pada daerah yang tersebar di
ventrikel otak. Sel ependima yang bersilia berfungsi untuk menggerakkan cairan
cerebrospinal pada sistem ventrikel otak. Ujung-ujung saraf pada lapisan ependima
bersifat sensorik. Cairan cerebrospinal yang dihasilkan oleh sel ependima mungkin
berperan untuk transport hormon. Tanycyt adalah sel spesifik yang terdapat pada
lapisan ependima, terutama ditemukan pada dinding ventrikeltertius. Sel ini memiliki
processus basal, panjang tak bercabang yang meluas ke areal subependima dan
berakhir pada kapiler di area tersebut, Sel-sel ini mungkin tidak hanya berfungsi
struktural, mereka mungkin berperan untuk transport dan/ atau aktivitas sekretorik.
Organ subependima mungkin berperan untuk menghasilkan sel-sel pengganti
neuroglia sepanjang kehidupan organisme.
AMFISIT
Amfisit (sel satelit, sel kapsul) glia perifer merupakan sel neuroglia yang mengelilingi
neuron ganglia. Sel-sel ini membatasi prikaryon ganglia, mungkin melanjutkan diri ke
selubung
Schwann.
oligodendrogliosit.
Amfisit
mungkin
memiliki
hubungan
erat
dengan
SEL SCHWANN
Sel Schwann glia perifer berhubungan dengan serabut saraf. Mereka membungkus
serabut dan berperan pada pembentukan myelin. Sel-sel ini mungkin memiliki
hubungan erat dengan oligodendrogliosit.
HUBUNGAN ANTARA NEURON DAN NEUROGLIA
Melalui perkembangannya neuron sistem saraf pusat memiliki hubungan erat
dengan sel neuroglia sentral. Oligodendrogliasit membentuk hubungan unik dengan
neuron yaitu dengan pembentukan selubung myelin pada processus sel saraf pada
sistem saraf pusat. Processus sel saraf dan beberapa neuron (sel ganglion) terdapat
pada sistem saraf perifer dan diselubungi elemen neuroglia yang memiliki hubungan
dengan badan sel dan processus sel mirip seperti yang digambarkan pada sistem saraf
pusat.
Struktur hubungan antara neuron dengan sel neuroglia bervariasi. Amfisit sel
ganglion membentuk selubung sel tunggal diseluruh sel. Serabut saraf tak bermyelin
diselubungi invaginasi plasmalemma sel Schwann. Serabut saraf bermyelin juga
diselubungi oleh invaginasi sel Schwann yang membentuk selubung myelin. Selubung
myelin terdiri dari lipatan-lipatan memberan.
Selubung Sel Ganglion. Sel ganglion adalah sel saraf yang merupakan bagin dari
sistem saraf perifer. Kumpulan badan sel saraf disebut ganglia. Badan sel dibungkus
oleh satu lapisan sel disebut amfisit. Meskipun amfisit biasanya berupa selubung
kontinyu ganglion seperti pada ganglian radix dorsalis, pada ganglian autonom dapat
tidak lengkap. Selubung tidak terbatas pada badan sel tetapi dapat meluas ke bagian
dendrit maupun bagian segmen permulaan axon. Amfisit berakhir pada saat sel
Schwann mulai muncul.
Serabut Saraf Tak Bermyelin. Sel Schann membentuk selubung processus sel saraf.
Serabut Saraf Tak Bermyelin atau serabut Remak, merupakan serabut kecil yang tak
bermyelin atau hanya diselubungi satu lapisan myelin. Serabut-serabut itu diselubungi
oleh invaginasi memanjang sel Schwann. Tetapi serabut tersebut tidak di dalam
sitoplasma, tetapi hanya dibungkus oleh plasmalemma sel Schwann. Selubung
semacam itu disebut selubung Schwann atau selubung neurolemma. Sel Schwann di
sebut juga sel neurolemma. Plasmalemma sel Schwann yang membungkus axis
silinder disebut mesaxon. Sebuah sel Schwann dapat membentuk selubung untuk
banyak serabut saraf. Karena sebuah sel Schwann hanya dapat membentuk selubung
serabut pada jarak yang terbatas, maka selubung neorolemma terbentuk dari deretan
sel Schwann yang tersambung-sambung. Lamina basalis yang terletak di perifer
selubung neurolemma, membungkus sel Schwann dan memisahkannya dari ruang
jaringan pengikat.
Fungsi sel Schwann disini yang tepat belun jelas. Tetapi mungkin untuk proses
reparasi. Serabut saraf tak bermyelin berukuran kecil, kecepatan konduksi kecil.
SERABUT SARAF BERMYELIN
Ini merupakan serabut saraf yang paling besar dan memiliki kecepatan konduksi yang
tertinggi. Fungsi myelin disini sama dengan isolator pada kabel listrik.
Oligodendrogliosit dan sel Schwann bertanggung jawab untuk pembentukan myelin.
Meskipun cara dan produk akhir sedikit berbeda, tetapi hasil akhir menunjukan bahwa
serabut saraf dibungkus selubung myelin.
Axis silinder atau processus sel saraf memiliki axio plasma dan dibatasi oleh
membran sel, disebut axolemma. Ruangan dekat axis slinder terisi dengan selubung
myelin. Pada pengecatan rutin, hilangnya lipida akan mengubah gambaran gulungan
membran. Yang tertinggal hanyalah komponen nonlipida selubung myelin disebut
neurokeratin, tampak sebagai jari-jari roda. Di perifer neurokeratin terdapat sel
Schwann. Sel memiliki nukleus besar, vesikula dengan gumpalan chromatin di
perifer. Sitoplasma sel Schwann yang membatasi myelin disebut neurolemma atau
selubung Schwann.
Sebuah sel Schwann tidak menyelubungi seluruh panjang serabut saraf, tetapi
sebuah serabut saraf diselubungi oleh sel-sel Schwann yang bersambung-sambung.
Tempat persambungan ini disebut nodus Ranvier . Nodus ini tampak sebagai bagian
yang menyempit yang tidak memiliki myelin, tetapi processus sel Schwann tetap
menyelubungi axolemma. Axis silinder sendiri tidak pernah terputus di rodus.
Gambaran elektron mikroskopik lebih menjelaskan hubungan antara selubung
myelin, axis silinder dan elemen neuroglia . Selubung myelin terbentuk dari gulungan
kontinyu yang dibentuk oleh processus sitoplasmatik sel neuroglia. Mesaxon internal
dibentuk oleh processus sel Schwann yang berhadapan dengan processus sel saraf.
Mesaxon internal merupakan gambaran yang sama terletak disebelah perifer myelin.
Sebelah luar selubung myelin terbungkus sitoplasma sel Schwann yang berperan pada
proses
myelinisasi.
Sebuah
lamina
basalis
membatasi
sel
Schwann
dan
memisahkannya dari jaringan pengikat disekitarnya.
MYELINASI
Proses myelinasi serabut saraf dari sistem saraf perifer merupakan akibat dari
hubungan yang erat antara serabut saraf dan sel Schwann. Myelinasi pada serabut
saraf sistem saraf pust terjadi karena adanya hubungan erat antara serabut saraf dan
oligodendrogliasit.
Banyak serabut saraf tak bermyelin diselubungi oleh sebuah sel Schwann.
Pada proses myelinasi pada saraf perifer maka sebuah serabut saraf mengisi
invaginasi sepanjang sel Schwann. Suatu penjuluran berbentuk mirip lidah dari sel
Schwann membungkus mengelilingi axis silinder. Selanjutnya sitoplasma dari
penjuluran menghilang, sehingga membran plasma menjadi saling berdekatan.
Derajad myelinasi atau tebalnya selubung myelin tergantung pada banyaknya putaran
selama terjadi proses myelinasi. Sebuah sel Schwann bertanggung jawab pada proses
myelinasi serabut saraf antara sebuah nodus Ranvier dengan berikutnya.
Ada sedikit perbedaan antara proses myelinasi di perifer dan di sentral.
Jaringan pengikat tidak banyak ditemukan di sistim saraf pusat. Serabut saraf
bermyelin yang berdekatan tidak dibatasi dengan lamina basalis. Badan sel
oligodendrogliasit dapat membentuk selubung myelin tetapi berhubungan dengan
myelin melalui processus sel. Sebuah oligodendrogliasit dapat membentuk selubung
untuk lebih dari 1 sel saraf, maupun menyelubungi lebih dari satu daerah internodal.
Sel neuroglia penting untuk memelihara integritas selubung myelin di samping
untuk proses remyelinasi setelah terjadi demyelinasi setelah serangan penyakit atau
akibat kerusakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar